Rabu, 22 Oktober 2014

Review Film Dokumenter Menolak tergusur dan Reformasi '98

Review Film Dokumenter

Assalamualaikum wr.wb.

Menolak Tergusur:
Sebuah film dokumenter yang berjudul Menolak Tergusur berisikan uraian terhadap kasus penggusuran yang terjadi kepada masyarakat pribumi Makassar oleh pihak luar dalam hal ini adalah investor yang mengakui kepemilikan lahan yang diduduki oleh masyarakat. Para investor tersebut mendapat sokongan kuasa dari Pemerintah. Selain itu, film dokumenter ini juga menunjukkan bahwa upaya pemerintah tersebut cacat hukum. Sehingga masyarakat menolak dan melakukan perlawanan.

Pertama adalah kasus penggusuran di daerah Pandang Raya. Masyarakat memiliki bukti bahwa penggusuran tersebut salah sasaran, sebab sertifikat kelemilikan yang ditunjukkan pihak lawan tidak sesuai dan jauh dari wilayah pandang raya. Sebagai bentuk protes, warga sempat menutup jalan, dan dibantu mahasiswa melakukan perlawanan terhadap pihak aparat kepolisian yang berakhir bentrok serta melakukan demonstrasi. Warga pandang raya memiliki kepercayaan bahwa tanah itu memang hak mereka, sehingga mereka memilih untuk melakukan perlawanan. Setelah penggusuran terjadi, warga saat ini hanya tinggal di tenda-tenda atau menumpang di tempat tinggal orang lain. Warga dan mahasiswa masih terus melakukan upaya untuk pengusutan penggusuran yang salah sasaran tersebut.

Kasus selanjutnya adalah penggusuran di daerah pesisir yaitu Tanjung Buloa. Kasus ini hampir serupa dengan yang terjadi di pandang raya. Warga telah tinggal di wilayah tersebut selama puluhan tahun. Mereka yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, memanfaatkan sumber daya dan melakukan pemeliharaan di kawasan itu. Warga juga telah melakukan permohonan pembuatan sertifikat kepemilikan lahan bagi mereka 3dqdtetapi pemerintah setempat berdalih bahwa hal tersebut tidak dapat dilakukan karena kawasan itu adalah lautan. Namun seseorang datang dan mengakui kepemilikan kawasan tersebut dengan membawa sertifikat, hal inilah yang membuat warga kecewa bahwa pemerintah lebih berpihak pada investor daripada warga pribumi yang dengan jelas telah menduduki wilayah itu.  Sehingga warga memilih untuk tetap tinggal meskipun sering diancam dengan kedatangan preman bersenjata.

Masyarakat pribumi saat ini sudah semakin berkembang, mereka memiliki pemikiran yang cukup tajam untuk menghadapi suatu persoalan. Ketidakadilan tentunya tidak boleh diterima begitu saja, kebenaran harus diperjuangkan sebab itulah kodrat hidup manusia, hidup dengan kebenaran.

Reformasi '98:
Pada tahun 1998, mahasiswa indonesia melakukan berbagai aksi dalam upaya menyampaikan aspirasi rakyat terhadap pemerintahan Soeharto yang dianggap penuh kkn dan tidak amanah dengan keinginan rakyat. Pada awal era tersebut, mahasiswa dibatasi pergerakannya oleh pemerintah sehingga pemerintah menjadi sangat berkuasa dan bebas melakukan praktik penyimpangan. Hal ini menyebabkan pergerakan mahasiswa tidak dapat dibendung lagi. Mahasiswa mulai turun ke jalan untuk menyuarakan keinginan mereka. Mulai dari penolakan korupsi hingga penurunan Soeharto sebagai Presiden RI saat itu. Berbagai aksi dilakukan, hingga terjadi bentrok dengan pihak aparat yang memakan korban jiwa, seperti tragedi trisakti dan semanggi. Pada saat itu, pihak aparat keamanan seperti polisi dan abri bukan lagi sebagai pelindung namun musuh. Oleh karena aksi mahasiswa yang sangat gencar maka akhirnya Soeharto turun dari jabatannya.

Pergerakan mahasiswa tidak berhenti sampai di situ. Mahasiswa selalu aktif dalam melakukan pembelaan bagi rakyat. Inilah bentuk kecintaan terhadap bangsa dan tanah air. Jika suatu kebijakan gagal berjalan maka hapuskan, jika pemerintah tidak bekerja dengan baik maka turunkan. Karena negara ada dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar